Pilarmanado.com, MANADO – Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 03 Manado, Nila Hamadi, S.Pd, bertekad membangkitkan masa kejayaan satuan pendidikan yang dipimpinnya.
Hamadi ingin menonjolkan kualitas sehingga bisa memberikan kontribusi bagi kemajuan sektor pendidikan di Kota Manado. Menurutnya, maju mundurnya satuan pendidikan juga bergantung pada keterlibatan masyarakat, khususnya orang tua siswa.

“SDN 03 punya nama besar sehingga perlu dikembangkan dan menjadi yang terbaik di Kota Manado,” kata Nila ketika ditemui Pilarmanado.com, di kantornya, Selasa (16/07/2024).
Lebih jauh Nila menjelaskan, tahun ajaran baru 2024/2025 SD Negeri 03 Manado memiliki siswa baru 3 rombongan belajar (Rombel) plus.
“Yang kam butuhkan adalah orang yang berpikir kritis, bukan pengkritik,”tegas instruktur guru penggerak, yang kini juga dipercayakan memimpin SD Negeri 125 Manado.
Untuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) akan berlangsung 10 hari. Orang tua diberikan kesempatan mendampingi anak selama 3 hari. Selebihnya pulang rumah atau menunggu di luar untuk penjemputan. Dikatakan, MPLS merupakan transisi Pandidkan Anak Usia Dini (PAUD) ke tingkat SD yang menyenangkan.
Menurut dia, gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, merupakan upaya bersama untuk memastikan pemenuhan hak kemampuan fondasi anak usia dini, dari mana pun titik berangkat mereka.
“Soalnya ada siswa yang tidak lewat Taman Kanak – kanak (TK). Siswa baru diajak bermain sambil belajar, untuk menarik perhatian anak PAUD,” ujarnya.

Nila juga berupaya memberikan reward atau hadiah, saat anak berhasil melakukan sesuatu, mengajak menyanyi bersama, makan bersama dan sesekali belajar dan bermain di luar ruangan.
Selama MPLS, anak – anak didik diajar tentang nilai agama/religius dan budi pekerti, ketrampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar.
Selain itu, kematangan kognitif (aktivitas mental-red), untuk melakukan kegiatan belajar, pengembangan ketrampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan.
Hamadi juga mengatakan, anak anak diajar untuk berdoa sendiri, budaya antri dan gotong royong serta adab lainnya sehari hari.
Penulis: Meldi Sahensolar.