Pilarmanado.com, MANADO – Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 40 Manado, Debora Adonia Jemima Wollah, S.Pd, segera menuntaskan pengadiannya sebagai abdi negara pada akhir Desember 2024.
Sejak tamat Sekolah Pendidikan Guru (SPG), dia diangkat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) guru di SD Negeri 02 Manado, pada 1984 silam. Sehinga saat pensiun nanti sebagai abdi negara, Debora tercatat mengabdi selama 40 tahun lebih.
Tentu banyak suka duka yang sudah dilaluinya, namun ia bangga menjadi seorang guru yang bisa menciptakan generasi cerdas penerus cita – cita bangsa dan negara.

Selama berkarier sebagai guru, Debora kerap dipercayakan sebagai kepala sekolah di berbagai satuan pendidikan. Dia pun tak pernah menyangka bisa 17 tahun berturut – turut menjabat kepala sekolah.
Sosok yang murah senyum itu pantang menyerah dalam menjalankan tugas sebagai tenaga pendidik. Bahkan, begitu dipercayakan sebagai kepala sekolah, Debora selalu menjalankan dengan penuh tanggung jawab.
Saat akan mengakhiri masa pengabdian, ia masih dipercayakan sebagai Kepala SD Negeri 40, menggantikan Ferdy Rataq yang kini menjabat kepala satuan pendidikan 78 Manado.
Meski jumlah siswa yang minim, tugas yang dipercayakann dijalankan dengan penuh ketulusan. Hal itu terlihat saat media ini bertandang ke sekolahnya, Jumat (25/10/2024). Nampak mantan Kepsek SDN 43 Manado sedang mengajar di kelas karena ada guru yang izin.
Dengan seyum khasnya Debora Wollah menyapa dan melayani sambil menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan..
Kondisi SDN 40 ini memang memprihatin kan bahkan tidak pernah direnovasi lagi karena kemungkinan akan dimerger dengan sekolah terdekat.
Lokasinya yang berada di puncak gunung nampak strategis, dikelilingi sejumlah sekolah swasta dan negeri. Sementata populasi anak usia sekolah di sekitatnya makin berkurang membuat jumlah siswa terus merosot.
“Saat ini jumlah siswa yang ada tinggal 39 orang dengan 8 tenaga guru. Untuk ANBK saja harus bergabung dengan SD GMIM 34 Manado. Kami sudah menggelar gladi bersih dan siap untuk melaksanakan ANBK,” ujar penatua di GMIM Abraham Banjer itu.
Penulis: Meldi Sahensolar.