Pilarmanado.com, BITUNG – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut), Fabian Kaloh (FK), menilai, aksi demo Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Bitung, sengaja dirancang oknum – oknum politikus tertentu dengan tujuan menjatuhkan nama baik Walikota Bitung, Maurits Mantiri (MM).
Pernyataan itu disampaikan FK, setelah melihat adanya kejanggalan pelaku demo yang tidak menyertakan pejabat setingkat eselon dua dan tiga. FK juga mengatakan, pecahnya demo tersebut mungkin disebabkan karena tidak adanya komunikasi yang baik dan selaras, antara atasan dengan bawahan.
“Berbeda sewaktu saya menggelar demo lalu, saya menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata. Jadi sangat jelas dan tidak dibuat – buat,” ujar legislator dari daerah pemilihan (Dapil) Bitung dan Minahasa Utara (Minut), Jumat (14/06/2024).
Meski begitu, FK tidak sepenuhnya menyalahkan ASN yang berdemo, karena merupakan hak konstitusional. Hanya saja kata FL, demo tersebut tidaklah lumrah dalam suatu institusi atau lembaga pemerintahan.

Mengherankan lagi kata FL, demo tersebut tidak seperti biasanya karena digelar menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada). Bahkan kata dia, demo seperti itu terlihat jelas arah dan tujuannya hanya untuk menjatuhkan lawan politik, khususnya MM, petahana untuk pencalonan kembali dirinya sebagai Walikota Bitung, periode 2024 – 2029.
“Sesakit apa pun yang dideritanya, kecil kemungkinan akan menggelar demo. Karena demo ASN pasti ada pemicunya. Saya memastikan pimpinan demo tidak murni karena kemauan mereka sendiri. Seribu persen pasti ada dalang yang memanas-manasi. Dan siapa dalangnya, pasti lawan politik Walikota MM,” tandas FK.
FK juga menyarankan kepada pelaku – pelaku demo tidak berbohong apalagi sampai membawa nama keluarga. Disebutkannya, kalau pun benar ASN sudah terlilit hutang, tapi secara rasional mereka tidak mungkin mengumbar rahasia keluarga.
“Separah apa pun masalah, mereka (ASN-red) tidak mungkin menyebar aib keluarga sendiri, apalagi di depan umum. Tapi kenapa itu terjadi, karena adanya dalang yang mendorong mereka melakukan demo. Tidak mungkinlah demo itu spontan muncul. Pasti sudah direncanakan sebelumnya,” imbuh FK.
Penulis: Indra Ngadiman