Pilarmanado.com, MANADO – Lucky Senduk dinilai gagal memimpin Perusahaan Daerah (PD) Pasar Manado, menyusul terus jebloknya penggunaan anggaran belanja operasional di perusahaan tersebut.
Tidak transparannya penggunaan anggaran PD Pasar Manado itu, diperkirakan terjadi sejak tiga tahun terakhir atau antara 2021 hingga 2023. Bahkan pada 2022 lalu terindikasi adanya penyalahgunaan belanja operasional hingga 90 persen.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rakyat Anti Korupsi (RAKO) Sulawesi Utara (Sulut), Harianto Nanga, mengindikasikan kalau pemborosan pengelolaan keuangan lantaran adanya penyalahgunaan kewenangan dari yang bersangkutan, sebagai Direktur Utara (Dirut) PD Pasar Manado.
“Hal yang mengejutkan terjadi di tiga tahun berturut turut tanpa ada evaluasi dari Walikota Manado. Ada kesan telah terjadi pembiaran. Kalau kejadian ini terus berlanjut, bisa – bisa menjurus ke korupsi,” tandas Harianto kepada Pilarmanado.com, Rabu (12/06/2024)
Kejadian di PD Pasar Manado, menurut Harianto, sulit diterima dengan akal sehat, mengingat kawasan tersebut merupakan ladang uang, karena tingginya transaksi jual beli untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
“Kalau terus merugi, saya melihat ada sesuatu yang tidak beres. Saya tidak menuding siapa – siapa oknum yang terlibat. Dengan demikian tidaklah berlebihan kalau kami dari LSM RAKO mendesak penegak hukum segera menginvestigasi kinerja Lucky Senduk,” ketua Harianto.
Di sisi lain, Harianto juga menyorot peran Walikota Manado, Andrei Angouw, yang menurutnya tidak konsisten dengan komitmen penghematan. Anehnya lagi, meski tanpa prestasi, Lucky Senduk justru ditunjuk menjadi Dirut PD Pasar Manado.
“Semakin jelas dan nampak gurita AARS yang dibangun tanpa memikirkan kepentingan masyarakat dan negara. Kami menyarankan sebaiknya Bung Lucky belajar atau studi banding di manajemen usaha pijat dan spa, karena sektor ini berhasil menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar satu miliar lebih pada tahun 2023,” ujar Harianto panjang lebar.
Penulis: Tim Redaksi Pilar Manado.