Pilarmanado.com, MANADO – Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kota Manado, Lexie Palohoen, S.Pd, menyatakan kesiapannya untuk meningkatkan kompetensi guru melalui Plarform Merdeka Mengajar (PMM) dan komunitas belajar.
Pernyataan itu disampaikan Lexie, sebagai implementasi setiap kurikulum, termasuk kurikulum merdeka belajar yang diterapkan pemerintah melalui suatu pengkajian matang.

“Kalau ada yang mengatakan kurikulum merdeka memberatkan guru karena lebih banyak memanfaatkan aplikasi, sementara siswa kurang diperhatikan, itu pernyataan orang malas. Sebab manfaat aplikasi PMM sangat besar dalam meningkatkan konpetensi guru,” katanya.
Menurut Kepala Sekolah Dasar (SD) Katolik 17 St. Tarsisius Manado itu, PMM justru memberikan berbagai kemudahan bagi guru dan tenaga kependidikan dalam proses mengajar – belajar, berkarya dan menerapkan kurikulum merdeka.
Selain itu, PMM juga menyediakan referensi bagi para guru dalam mengembangkan praktek mengajar. Dalam fitur mengajar pada platform ini menghadirkan berbagai perangkat ajar yang dapat digunakan.
Di SD Katolik 17 St. Tarsisius Manado, Lexie memaksimalkan komunitas belajar (Kombel) untuk sharing pengalaman dan memecahkan masalah yang ditemui di lapangan.
“Semuanya untuk pengembangan kompetensi guru karena sebelum mengajar harus ada persiapan matang. Setiap Jumat, komunitas belajar bertemu untuk saling menguatkan dan sharing pengalaman,” katanya.
Terkait wacana ganti kurikulum, Lexie mengatakan, itu merupakan hak pemerintahan baru dan menteri baru. Kalau pun ada, pasti akan dimulai tahun ajaran baru, 2025/2026.
Dikatakan, adanya wacana mengganti kurikulum merdeka dengan kurikulum baru bernama deep learning, menurutnya, dirancang untuk aktif, kolaboratif dan berkelanjutan.
“Hal ini mendorong siswa untuk menggali pengetahuan lebih dalam, bukan sekadar harapan. Siswa dapat diajak untuk memahami konteks, menganalisis informasi secara kritis, serta menciptakan solusi inovatif berdasarkan pemahaman kontekstual,” jelas dia.

Selain itu, pembelajaran deep learning dapat diterapkan melalui pembelajaran berbasis projek atau PBL, inkuiri, studi kasus, dan kehidupan nyata. Sedangkan dalam kurikulum merdeka, ada P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Hal ini membantu siswa belajar yang bermakna dan menyenangkan,” kata Lexie.
Lebih jauh Lexie mengatakan, sekolahnya telah melaksanakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), dengan bergabung di SD Negeri Wiangun Manado, dengan peserta 26 orang kelas lima.
“Kami berharap bisa mempertahankan prestasi sekolah berkemajuan terbaik, karena terjadi peningkatan nilai rapor pendidikan secara signifikan sesuai hasil ANBK tahun 2023 lalu,” katanya optimis.
Penulis: Meldi Sahensolar.