Pilarmanado.com, MANADO – Meski sempat menimbulkan polemik lantaran absennya seorang siswa mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), namun kejadian di Sekolah Dasar (SD) GMIM 54 Lapangan, Kota Manado, tidak sepenuhnya mengganggu kelancaran agenda nasional tersebut.

Sementara Kepala SD GMIM 54 Lapangan, Gesry Polunggu, S.Pd ketika ditemui Rabu, (0 6/11/2024) mengatakan, tidak ikut sertanya satu siswa, lantaran yang bersangkutan telah dipindah ke Amerika Serikat, mengikuti orang tuanya.
Namun yang disayangkannya, orang tua saat kepindahan anaknya tidak menyertakan surat pindah, sehingga namanya tetap tercantum dalam daftar pokok pendidikan (Dapodik).
“Saya dan beberapa guru juga tidak persis kepindahan siswa. Sekolah baru tahu saat dilakukan home visit atau kunjungan ke rumah, ternyata siswanya sudah pindah,” kata Gesry memberikan klarifikasi.
Sebagai imbasnya, sekolah tidak bisa menyalahkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), yang mengakomodir siswa tersebut sebagai peserta ANBK, karena tidak ada surat tembusannya.
Namun lanjut Gersy, masalah tersebut dapat teratasi karena sekolah telah mempersiapkan peserta cadangan. Dia berharap, kejadian serupa tidak lagi terjadi karena dapat mengganggu sistem pembelajaran.

Di sisi lain, Gersy mengatakan, SD GMIM 54 Lapangan pada pelaksanaan ANBK diikuti 30 siswa kelas 5. Diharapkan, hasil ANBK dapat memperbaiki atau memaksimalkan nilai rapor pendidikan.
“Peserta ANBK menjadi pahlawan, karena mereka nantinya yang menentukan nilai rapor pendidikan dari satuan pendidikan. Ada guru yang ditugaskan khusus untuk mempersiapkan peserta ANBK, terutama pelatihan – pelatihan, pengenalan materi serta penguasaan komputer,” jelas dia.
Apalagi dalam meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi, yang menjadi indikator adalah penilaian rapor pendidikan, termasuk kemampuan siswa menyerap pembelajaran sejak kelas satu hingga kelas lima.

Gesry mengatakan, selama pandemi Covid 19 paling tidak mempengaruhi kemampuan literaai dan numerasi serta pembelajaran siswa. Apalagi selama dua tahun praktis tidak ada tatap muka, karena dilakukan lewat daring.
Dikatakan, program pandai berhitung dengan metode gampang, asyik dan menyenangkan (Gasing), sebenarnya bagus untuk meningatkan kemampuan numerasi. Hanya saja kata dia, sekolah swasta belum mendapat bagian mengikuti pelatihan.
“Pelaksanaan ANBK dipantau pengawas Sance Pangkey dan Flora Saroinsong. Tujuannya untuk memastikan ANBK berjalan aman dan lancar atau sebaliknya,” kata Gersy.
Penulis: Meldi Sahensolar.